Skip to Content
Loading
Admin Ma'had
Admin Ma'had
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Taisir Mushthalah al-Hadits - Pendahuluan

Muqaddimah/Pendahuluan Mahmud Thahhan sebagai penulis kitab Taisir Mushthalah Hadits

Pendahuluan

Pendahuluan Cetakan Kesepuluh

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas sayyidina Muhammad bin Abdillah, dan atas keluarganya, para shahabatnya, dan yang mengikutinya.

Amma ba’du : sesungguhnya Allah -yang memiliki segala puji dan anugerah- telah menetapkan kesuksesan dan penerimaan bagi kitab ini, umumnya bagi penuntut ilmu, dan khususnya bagi penunutut ilmu hadits dan ulumul hadits.

Telah banyak universitas yang menjadikan buku ini sebagai buku panduan/buku ajar (muqarrar), baik di kampus-kampus arab maupun non-arab bagi para mahasiswanya, sampai-sampai berkali-kali dicetak dan habis selama kurun waktu 27 tahun. Tatkala saudara kami, Syaikh Sa’d al-Rasyid -semoga Allah melimpahkan pahala atasnya- pemilik Penerbit al-Ma’arif di Riyadh dan hanya disana yang memiliki hak untuk menerbitkan kitab ini, ingin untuk mencetaknya kembali untuk cetakan kesepuluh, beliau memintaku untuk memeriksa kembali dan merevisinya, serta memberikan tambahan yang berarti. Maka aku kabulkan permintaannya, dan aku kembali memeriksanya, merevisinya, menambahkan apa yang menurutku menjadi hal yang sangat dibutuhkan. Segala puji bagi Allah pemeriksaanku sudah selaras dengan baik in syaa Allah, dan kesempurnaan hanya milik Allah.

Aku meminta kepada Allah untuk melanggengkan manfaatnya bagi penuntut ilmu. Sesungguhnya Dia adalah sebaik-baik Dzat yang diminta dan segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam.

Kuwait, 21/8/1423 H. bertepatan 27/10/2002 M.

Ditulis oleh : hamba yang lemah yang mengharap ampunan Rabbnya, Abu Hafsh Mahmud bin Ahmad al-Thahhan.

Pendahuluan Cetakan Pertama

Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan bagi kaum muslimin turunnya al-Qur’an al-Karim. Allah telah menjamin pemeliharaannya di dada-dada dan lembaran-lembaran sampai hari kiamat. Allah juga telah menjadikan kesempurnaan penjagaannya dengan penjagaan terhadap sunnah sayyidil mursalin.

Shalawat dan salam atas sayyidina dan nabi kita Muhammad yang telah Allah bebankan untuk menjelaskan tujuan diturunkannya al-Qur’an yang penuh hikmah, dengan sabdaNya

وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلذِّكۡرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيۡهِمۡ وَلَعَلَّهُمۡ يَتَفَكَّرُونَ  ٤٤ [ النحل:44-44]

“Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.” [An Nahl:44]

Maka Nabi Muhammad sebagai penjelas bagi al-Qur’an dengan sabda-sabdanya, perbuatan-perbuatannya, dan ketetapan-ketetapannya dengan gaya bahasanya yang jelas.

(Semoga) keridhaan diberikan kepada para shahabat yang menerima sunnah nabawiyyah dari Nabi yang mulia, kemudian mereka memahami dan menghafalnya, dan mentransfernya kepada kaum muslimin sebagaimana yang mereka dengar, yang bersih dari berbagai cacat yang berupa penyimpangan dan perubahan.

(Semoga) kasih sayang dan ampunan Allah diberikan kepada salaf al-shalih yang menerima sunnah yang suci dari generasi ke generasi, serta meletakkan kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan (dhawabith) yang teliti untuk menyelamatkan penukilannya dan riwayatnya guna terhindar dari penyimpangan orang-orang yang batil.

(Semoga) balasan yang baik bagi generasi setelah salaf dari kalangan para ulama kaum muslimin yang menerima kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan periwayatan sunnah dari pada salaf. Kemudian mereka mengoreksi, menyusun, dan mengumpulkannya ke dalam cetakan buku tersendiri. Hal ini lah yang kemudian disebut dengan ((ilmu mushthalah hadits)). [ilmu ini juga dikenal dengan istilah : ilmu hadits dirayah, ulumul hadits, dan ushul al-hadits].

Amma ba’d: Tatkala aku diamanahi untuk mengajar ilmu mushthalah hadits sejak beberapa tahun yang lalu di fakultas syariah, di Universitas Islam di Madinah al-Munawwarah. Buku panduan yang digunakan adalah kitab Ulumul Hadits karya Ibnu Shalah. Kemudian pihak kampus menetapkan buku panduannya adalah kitab ringkasannya yaitu kitab al-Taqrib karya al-Nawawi. Namun, aku dan para mahasiswa mendapati beberapa kesulitan dalam proses pengajaran dua kitab tersebut (bersamaan dengan kemuliaan keduannya dan melimpahnya faidah yang dimilikinya) sebagai bentuk pembelajaran yang sistematis. Di antara kesulitan yang didapati adalah:

  • Panjang lebar pada sebagian pembahasan, terutama dalam kitabnya Ibnu Shalah. [seperti pembahasan (معرفة كيفية سماع الحديث وتحمله وصفة ضبطه) pembahasannya sepanjang 46 halaman.]
  • Ringkasnya pembahasan di pembahasan yang lain, terutama dalam kitabnya Imam al-Nawawi. [seperti pembahasan tentang (الضعيف) yang tidak lebih dari 19 kata.]
  • Kesulitan istilah yang digunakan.
  • Tidak lengkapnya pada sebagian pembahasan. [Contohnya adalah pembahasan imam al-Nawawi pada pembahasan maqlub. Maqlub yaitu seperti hadits masyhur dari Salim, dijadikan dari Nafi’ karena adanya kehendak. Begitu juga seperti penduduk Baghdad yang memutar balik 100 hadits untuk mengetes imam al-Bukhari. Kemudian imam al-Bukhari mengembalikannya sebagaimana mestinya sehingga mereka menyerah karena keutamaan yang dimiliki al-Bukhari.]
  • Tidak menyebutkan ta’rif/definisi.
  • Tidak menyebutkan contoh.
  • Tidak menyebutkan faidah dari pembahasan ini.
  • Tidak mencantumkan tulisan/kitab yang populer dalam pembahasan tersebut. Dan yang selainnya.

Aku juga dapati kukurangan yang semisalnya di selain kedua kitab tersebut dari kitab-kitab terdahulu pada cabang ilmu ini. Bahkan sebagian kitab tidak mencakup seluruh (pembahasan) ulumul hadits. Sebagian kitab yang lain tidak tersetruktur dan sistematis. Alasannya adalah karena permasalahan yang dibahas perkaranya sudah jelas bagi mereka sehingga mereka meninggalkannya (tidak membahasnya), atau karena adanya kebutuhan untuk memperpanjang sebagian pembahasan berdasarkan zamannya atau selainnya yang kita ketahui atau tidak ketahui.

Aku melihat (berpikir) untuk mengetengahkan sebuah kitab mushthalah hadits dan ulumul hadits ke hadapan pelajar fakultas syariah. Untuk memudahkan pemahaman kaidah-kaidah cabang ilmu ini dan mushthalahnya. Hal tersebut dilakukan dengan pembagian setiap pembahasan kepada poin-poin yang diberi numerasi yang berurutan. Dimulai dengan menyebutkan definisi, contoh, pembagian-pembangiannya misalnya.. diakhiri dengan poin “tulisan paling terkenal dalam pembahasan” semua itu dengan ungkapan/istilah yang mudah, dan gaya bahasa ilmiah yang jelas, tidak rumit dan rancu. Aku tidak condong untuk banyak membahas perbedaan pendapat dan memperluas permasalahan. Hal ini mempertimbangkan jatah waktu yang sedikit yang khusus untuk ilmu ini di fakultas syariah dan fakultas dirasah islamiah.

Aku menamainya Taisir Mushthalah al-Hadits. Aku tidak melihat bahwa kitab ini (menjadikan seseorang) tidak membutuhkan kitab-kitab ulama terdahulu pada cabang ilmu ini, namun tujuanku adalah sebagai pembuka hal itu, mengingatkan isi dari kitab-kitab tersebut, dan memudahkan untuk sampai kepada pemahaman makna-maknanya. Melanjutkan kitab-kitab ulama terdahulu yang kembali kepada ulama-ulama dan ahli-ahli dalam cabang ini, sebagai mata air yang berlimpah yang diminum darinya.

Aku juga tidak ingin melewatkan untuk menyebutkan bahwa kitab ini bersandarkan kepada kitab-kitab aktual karya sebagian ahli yang di dalamnya terdapat faidah yang sangat banyak. Terutama bantahan terhadap orientalis dan orang-orang yang menyimpang, namun sebagian pembahasan tersebut panjang lebar, dan sebagian yang lain terlalu singkat, sebagian yang lain tidak mencakup kesemuanya, maka aku berharap kitabku ini berada di pertengahan antara panjang-lebar dengan terlalu ringkas, serta mencakup seluruh pembahasan.

Hal baru dalam kitab ini:

  1. Pembagian, yaitu pembagian setiap pembahasan pada poin-poin numerik, yang memudahkan pelajar untuk memahaminya.
  2. Bahasannya lengkap, mencakup struktur pembahasan secara umum, dari definisi, contoh, dll.
  3. Mencakup suluruh pembahasan mushthalah selama memungkinkan untuk diringkas.

Adapun dari sisi penamaan bab dan penyusunan, aku mengambil faidah dari metodenya al-Hafizh Ibnu Hajar dalam kitab al-Nukhbah dan syarahnya. Ini merupakan susunan yang terbaik. Adapun dari sisi isi/konten ilmiah maka aku banyak mengadopsi dari kitab Ulumul Hadits karya Ibnu Shalah, dan ringkasannya yaitu al-Taqrib karya al-Nawawi, dan syarahnya al-Tadrib karya al-Suyuthi.

Aku tulis kitab ini dari Pendahuluan, dan Empat Bab. Bab Pertama: al-Khabar, Bab Kedua: al-Jarh wa al-Ta’dil, Bab Ketiga: Riwayat dan Ushulnya, Bab Keempat: Isnad dan pengertian Rawi.

Aku mengetengahkan hasil usahaku yang sederhana ini untuk anak didikku, aku mengakui kelemahanku dan keterbatasanku dalam memberikan haknya ilmu ini. Aku tidak menyatakan diriku terbebas dari kekurangan dan kesalahan. Maka harapanku bagi siapa saja yang mendapati adanya kekurangan dan kesalahan untuk segera memberitahukannya kepadaku maka aku bersyukur atasnya, agar aku mengetahuinya. Aku berharap kepada Allah Ta’ala agar kitab ini dapat memberikan manfaat bagi pelajar dan orang-orang yang menyibukkan dirinya dengan hadits, dan menjadikan usahaku ini ikhlash untuk mencari wajah Allah yang Mulia, sesungguhnya Dia Maha Suci, Maha Mendengar, lagi Maha Mengabulkan.


Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?