- Posted by : Ummu Waraqah
- on : October 13, 2024
Beriman Bahwa Orang Yang Beriman Dapat Melihat
Rabb Mereka Pada Hari Kiamat
Imam Ahmad menuliskan bahwa diantara prinsip ahli sunnah yang harus dipegang kuat adalah:
وَالْإِيمَان بِالرُّؤْيَةِ يَوْم الْقِيَامَة كَمَا رُوِيَ عَن النَّبِي صلى
الله عَلَيْهِ وَسلم من الْأَحَادِيث الصِّحَاح
Iman terhadap al-ru’yah pada Hari Kiamat sebagaimana diriwayatkan dari Nabi g dari hadits-hadits yang shahih.
Dalil-dalil
:
1.
Al-Qiyaamah
: 22 - 23
وُجُوهٞ
يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ ٢٢ إِلَىٰ رَبِّهَا
نَاظِرَةٞ ٢٣ [ الـقـيامـة:22-23]
22. Wajah-wajah
(orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. 23. Kepada Tuhannyalah mereka melihat.
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya [Saudi: Dar
Thayyibah, 1999, VIII/279-280] menafsirkan ayat ini dengan cukup panjang dan
menguatkan bahwa manusia dapat melihat Rabbnya di akhirat kelak dengan mata :
{إِلَى رَبِّهَا
نَاظِرَةٌ} أَيْ: تَرَاهُ عَيَانًا، كَمَا رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، رَحِمَهُ
اللَّهُ، فِي صَحِيحِهِ: "إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عَيَانا".
وَقَدْ ثَبَتَتْ رُؤْيَةُ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي الدَّارِ
الْآخِرَةِ فِي الْأَحَادِيثِ الصِّحَاحِ، مِنْ طُرُقٍ مُتَوَاتِرَةٍ عِنْدَ
أَئِمَّةِ الْحَدِيثِ، لَا يُمْكِنُ دَفْعُهَا وَلَا مَنْعُهَا؛ ...
(إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ) “Kepada Tuhannyalah mereka melihat” yakni:
melihat-Nya dengan mata, sebagaimana (dalam hadits) yang diriwayatkan oleh
al-Bukhari rahimahullaah dalam kitab Shahih-nya (إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عَيَانا)
“sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata”. Telah tetap bahwa
orang-orang beriman dapat melihat Allah di kampung akhirat dalam hadits-hadits
yang shahih, dari jalur-jalur yang mutawatir di sisi imam-imam hadits, yang
tidak mungkin untuk ditolak dan dicegah...
2. Al-Muthaffifiin: 15
2 - كَلَّآ
إِنَّهُمۡ عَن رَّبِّهِمۡ يَوۡمَئِذٖ لَّمَحۡجُوبُونَ ١٥ [ المطـفـفين:15-15]
15. Sekali-kali tidak,
sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan
mereka. [Al Mutaffifin:15]
Dalam
kitab Mana>qib al-Sya>fi’i karya al-Baihaqi [hal. 419-420] diriwayatkan
perkataan imam al-Syafi’i tentang ayat di atas:
باب
ما يؤثر عنه في إثبات الرؤية
* * *
أنبأني
أبو القاسم: الحسن بن محمد بن حبيب المُفَسِّر، رحمه الله، إجازة، قال: سمعت أبا
علي: الحسن بن أحمد الخياط النَّسوِي، بها، يقول: سمعت أبا نعيم: عبد الملك بن
محمد بن عدي الجُرْجَاني، يقول: سمعت الربيع بن سليمان يقول: كنت ذات يوم عند الشافعي، رحمه
الله، وجاءه كتاب من الصَّعِيد - وهو اسم موضع - يسألونه عن قول الله جل ذكره:
{كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ } فكتب فيه: لَمَّا
حجب الله قوماً بالسخط دلّ على أن قوماً يرونه بالرّضا [قال الربيع]
Al-Rabi’ bin
Sulaiman berkata: suatu hari aku berada di sisi imam al-Syafi’i, lalu datang
surat dari al-Sha’id -nama sebuah tempat- mereka bertanya tentang firman Allah
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu
benar-benar tertutup dari Tuhan mereka” maka beliau
menulis pada surat tersebut: tatkala Allah menutup (pandangan) suatu kaum dengan
kemarahan, menunjukkan bahwa ada kaum yang lain yang dapat melihat-Nya dengan
keridha’an.
3.
Hadits Allah
menyingkap hijab-Nya
عَنْ
صُهَيْبٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : "
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ - قَالَ - يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ
وَتَعَالَى : تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ ؟ فَيَقُولُونَ : أَلَمْ تُبَيِّضْ
وُجُوهَنَا ؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ ؟
". قَالَ : " فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ
إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ ".
حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، عَنْ
حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ ، بِهَذَا الْإِسْنَادِ. وَزَادَ : ثُمَّ تَلَا هَذِهِ
الْآيَةَ : { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ } .
“Dari Shuhaib, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: jika penduduk surga sudah masuk ke dalam surga. Allah Tabaaraka wa Ta’ala
berfirman (bertanya kepada penduduk surga): Apakah kalian ingin tambahan? Maka penduduk
surga menjawab: bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami putih (berseri)? Bukankah
Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari
neraka?. Nabi bersabda: Kemudian Allah menyingkap hijab, dan tidaklah ada
pemberian yang lebih mereka cintai dari pada melihat kepada Rabb mereka.” Dan
ada tambahan, kemudian Rasulullah membacakan ayat “Bagi orang-orang yang
berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan
melihat Allah)” [riwayat Muslim]
4.
Hadits tentang
melihat Allah sebagaimana melihat bulan purnama
عَنْ
جَرِيرٍ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةً - يَعْنِي الْبَدْرَ- فَقَالَ : "
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ، لَا تُضَامُّونَ
فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ
طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ". (خ م)
“Dari Jarir, ia
berkata: ketika kami berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian
beliau melihat ke bulan pada malam hari -yaitu bulan purnama- lalu beliau bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan
ini. Kalian tidak berdesakan dalam melihatnya. Maka jika kalian mampu untuk
tidak kewalahan melakukan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum
tenggelamnya, maka lakukanlah” [riwayat al-Bukhari dan Muslim]
5.
Hadits pertanyaan
para shahabat kepada Nabi perihal melihat Allah di Hari Kiamat
عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ أُنَاسًا فِي زَمَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ،
هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " نَعَمْ، هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ
بِالظَّهِيرَةِ ؛ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ ؟ " قَالُوا : لَا. قَالَ :
" وَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ؛ ضَوْءٌ
لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ ؟ " قَالُوا : لَا. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا، إِذَا
كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ
تَعْبُدُ، فَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ مِنَ الْأَصْنَامِ
وَالْأَنْصَابِ إِلَّا يَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ
إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ بَرٌّ أَوْ فَاجِرٌ، وَغُبَّرَاتُ أَهْلِ
الْكِتَابِ
dari
Sa'id Al Khudri radhiallahu'anhu dia berkata, sejumlah orang pada masa
Rasulullah ﷺ berkata, 'Ya Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada
hari kiamat? Nabi ﷺ menjawab. 'Ya, ' apakah kalian merasa kesulitan melihat
matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata,
"Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah ﷺ bersabda, "Apakah kalian merasa
kesullitan melihat rembulan pada malam purnama yang tidak ada mendung
dibawahnya?", mereka berkata, "Tidak, wahai Rasulullah!"
Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada
hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari
keduanya. Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat
mengikuti apa yang mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah
seperti berhala dan Tuhan-Tuhan yang lain akan berjatuhan ke neraka. Hingga
yang tinggal hanyalah mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang saleh
maupun orang yang jahat dan sejumlah orang dari ahlu kitab. [riwayat
al-Bukhari]
Pernyataan Para
Ulama :
1.
Imam
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya :
وَهَذَا
بِحَمْدِ اللَّهِ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ بَيْنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَسَلَفِ
هَذِهِ الْأُمَّةِ، كَمَا هُوَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ بَيْنَ أَئِمَّةِ الْإِسْلَامِ.
“(Setelah beliau
mengungkapkan dalil-dalil tentang bahwasannya orang-orang beriman akan melihat
Allah di Akhirat, kemudian beliau mengungkapkan) Dan (masalah) ini dengan
segala puji bagi Allah, telah disepakati oleh para shahabat, tabi’in, dan
pendahulu dari ummat ini, sebagaimana juga disepakati oleh imam-imam dalam
agama Islam.”
2.
Pernyataan
Imam asy-Syafi’i:
أخبرنا أبو زكريا بن أبي إسحاق، قال: حدثنا الزبير بن عبد
الواحد الأَسَدَابَاذِي، قال: حدثنا عبد الله بن محمد بن جعفر، قال: حدثنا محمد بن
عقيل الفِرْيَابِي، قال: حدثنا المزني، قال: سمعت ابن هرم القرشي، يقول: سمعت الشافعي يقول في قول الله عز وجل: {كَلَّا إِنَّهُمْ
عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ} قال: هذا دليل على أن أولياءه يرونه
يوم القيامة
Ibnu Haram al-Qurasyi berkata: aku
mendengar al-Syafi’i berkata tentang firman Allah “Sekali-kali
tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka” ia berkata:
ini menunjukkan bahwa wali-wali-Nya dapat melihat-Nya pada Hari Kiamat.
ولو لم يوقن محمد بن إدريس أنه يرى الله لما عبد الله عز وجل
“Seandainya Muhammad bin Idris
(asy-Syafi’i) tidak yakin bahwa ia akan melihat Allah, maka untuk apa ia
beribadah kepada Allah.?”
3. Abu Hanifah dalam Fiqh al-Akbar
وَالله تَعَالَى يرى فِي الْآخِرَة وَيَرَاهُ الْمُؤْمِنُونَ وهم فِي الْجنَّة
بأعين رؤوسهم بِلَا تَشْبِيه وَلَا كَيْفيَّة وَلَا يكون بَينه وَبَين خلقه
مَسَافَة
“Dan Allah Ta’ala dapat dilihat di
akhirat, dan orang-orang yang beriman melihat Allah di surga dengan mata kepala
mereka, tanpa tasybih dan kaif, dan antara Allah dengan
makhuk-Nya tidak ada jarak.”
4. Abu al-Hasan al-Asy’ari dalam kitabnya al-Ibaanah ‘an Ushuul al-Diyaanah:
ولما قرن الله عز وجل النظر بذكر الوجه؛ أراد نظر العينين اللتين في الوجه
“(beliau mengomentari tentang surah
al-Qiyaamah : 22 – 23) Ketika Allah mengaitkan antara penglihatan dengan menyebutkan
wajah; maka yang dimaksud adalah pandangan kedua mata yang ada di wajah”
Abu Ahmad Ayatullah
- Curup