Skip to Content
Loading
Admin Ma'had
Admin Ma'had
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Syarh Ushul As-Sunnah - Ru'yatullah

Beriman Bahwa Orang Yang Beriman Dapat Melihat Rabb Mereka Pada Hari Kiamat

 

Beriman Bahwa Orang Yang Beriman Dapat Melihat Rabb Mereka Pada Hari Kiamat

Imam Ahmad menuliskan bahwa diantara prinsip ahli sunnah yang harus dipegang kuat adalah:

 وَالْإِيمَان بِالرُّؤْيَةِ يَوْم الْقِيَامَة كَمَا رُوِيَ عَن النَّبِي صلى الله عَلَيْهِ وَسلم من الْأَحَادِيث الصِّحَاح

Iman terhadap al-ru’yah pada Hari Kiamat sebagaimana diriwayatkan dari Nabi g dari hadits-hadits yang shahih.

Dalil-dalil :

1.      Al-Qiyaamah : 22 - 23

وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ  ٢٢ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ  ٢٣ [ الـقـيامـة:22-23]

22.  Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. 23.  Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya [Saudi: Dar Thayyibah, 1999, VIII/279-280] menafsirkan ayat ini dengan cukup panjang dan menguatkan bahwa manusia dapat melihat Rabbnya di akhirat kelak dengan mata :

{إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ} أَيْ: تَرَاهُ عَيَانًا، كَمَا رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ، رَحِمَهُ اللَّهُ، فِي صَحِيحِهِ: "إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عَيَانا". وَقَدْ ثَبَتَتْ رُؤْيَةُ الْمُؤْمِنِينَ لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فِي الدَّارِ الْآخِرَةِ فِي الْأَحَادِيثِ الصِّحَاحِ، مِنْ طُرُقٍ مُتَوَاتِرَةٍ عِنْدَ أَئِمَّةِ الْحَدِيثِ، لَا يُمْكِنُ دَفْعُهَا وَلَا مَنْعُهَا؛ ...

 (إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ) “Kepada Tuhannyalah mereka melihat” yakni: melihat-Nya dengan mata, sebagaimana (dalam hadits) yang diriwayatkan oleh al-Bukhari rahimahullaah dalam kitab Shahih-nya (إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ عَيَانا) “sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian dengan mata”. Telah tetap bahwa orang-orang beriman dapat melihat Allah di kampung akhirat dalam hadits-hadits yang shahih, dari jalur-jalur yang mutawatir di sisi imam-imam hadits, yang tidak mungkin untuk ditolak dan dicegah...

2.      Al-Muthaffifiin: 15

2 - كَلَّآ إِنَّهُمۡ عَن رَّبِّهِمۡ يَوۡمَئِذٖ لَّمَحۡجُوبُونَ  ١٥ [ المطـفـفين:15-15]

15.  Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. [Al Mutaffifin:15]

Dalam kitab Mana>qib al-Sya>fi’i karya al-Baihaqi [hal. 419-420] diriwayatkan perkataan imam al-Syafi’i tentang ayat di atas:

باب ما يؤثر عنه في إثبات الرؤية

* * *

أنبأني أبو القاسم: الحسن بن محمد بن حبيب المُفَسِّر، رحمه الله، إجازة، قال: سمعت أبا علي: الحسن بن أحمد الخياط النَّسوِي، بها، يقول: سمعت أبا نعيم: عبد الملك بن محمد بن عدي الجُرْجَاني، يقول: سمعت الربيع بن سليمان يقول: كنت ذات يوم عند الشافعي، رحمه الله، وجاءه كتاب من الصَّعِيد - وهو اسم موضع - يسألونه عن قول الله جل ذكره: {كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ ‌لَمَحْجُوبُونَ } فكتب فيه: لَمَّا حجب الله قوماً بالسخط دلّ على أن قوماً يرونه بالرّضا [قال الربيع]

Al-Rabi’ bin Sulaiman berkata: suatu hari aku berada di sisi imam al-Syafi’i, lalu datang surat dari al-Sha’id -nama sebuah tempat- mereka bertanya tentang firman Allah “Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka” maka beliau menulis pada surat tersebut: tatkala Allah menutup (pandangan) suatu kaum dengan kemarahan, menunjukkan bahwa ada kaum yang lain yang dapat melihat-Nya dengan keridha’an.

3.      Hadits Allah menyingkap hijab-Nya

عَنْ صُهَيْبٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : " إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ - قَالَ - يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ ؟ فَيَقُولُونَ : أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا ؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ ؟ ". قَالَ : " فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ، فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ ".

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ ، حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ ، عَنْ حَمَّادِ بْنِ سَلَمَةَ ، بِهَذَا الْإِسْنَادِ. وَزَادَ : ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ : { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ } .

“Dari Shuhaib, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: jika penduduk surga sudah masuk ke dalam surga. Allah Tabaaraka wa Ta’ala berfirman (bertanya kepada penduduk surga): Apakah kalian ingin tambahan? Maka penduduk surga menjawab: bukankah Engkau telah menjadikan wajah kami putih (berseri)? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?. Nabi bersabda: Kemudian Allah menyingkap hijab, dan tidaklah ada pemberian yang lebih mereka cintai dari pada melihat kepada Rabb mereka.” Dan ada tambahan, kemudian Rasulullah membacakan ayat “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya (kenikmatan melihat Allah)” [riwayat Muslim]

4.      Hadits tentang melihat Allah sebagaimana melihat bulan purnama

عَنْ جَرِيرٍ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَظَرَ إِلَى الْقَمَرِ لَيْلَةً - يَعْنِي الْبَدْرَ- فَقَالَ : " إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ، لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا ". (خ م)

“Dari Jarir, ia berkata: ketika kami berada di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau melihat ke bulan pada malam hari -yaitu bulan purnama- lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan ini. Kalian tidak berdesakan dalam melihatnya. Maka jika kalian mampu untuk tidak kewalahan melakukan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum tenggelamnya, maka lakukanlah” [riwayat al-Bukhari dan Muslim]

5.      Hadits pertanyaan para shahabat kepada Nabi perihal melihat Allah di Hari Kiamat

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ أُنَاسًا فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ؟ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " نَعَمْ، هَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ بِالظَّهِيرَةِ ؛ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ ؟ " قَالُوا : لَا. قَالَ : " وَهَلْ تُضَارُّونَ فِي رُؤْيَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ؛ ضَوْءٌ لَيْسَ فِيهَا سَحَابٌ ؟ " قَالُوا : لَا. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : " مَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ أَحَدِهِمَا، إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ أَذَّنَ مُؤَذِّنٌ تَتْبَعُ كُلُّ أُمَّةٍ مَا كَانَتْ تَعْبُدُ، فَلَا يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ غَيْرَ اللَّهِ مِنَ الْأَصْنَامِ وَالْأَنْصَابِ إِلَّا يَتَسَاقَطُونَ فِي النَّارِ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ إِلَّا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ بَرٌّ أَوْ فَاجِرٌ، وَغُبَّرَاتُ أَهْلِ الْكِتَابِ

dari Sa'id Al Khudri radhiallahu'anhu dia berkata, sejumlah orang pada masa Rasulullah berkata, 'Ya Rasulullah, apakah kami dapat melihat Allah pada hari kiamat? Nabi menjawab. 'Ya, ' apakah kalian merasa kesulitan melihat matahari yang terang benderang serta tidak ada mendung?" Mereka berkata, "Tidak wahai Rasulullah!" lalu Rasulullah bersabda, "Apakah kalian merasa kesullitan melihat rembulan pada malam purnama yang tidak ada mendung dibawahnya?", mereka berkata, "Tidak, wahai Rasulullah!" Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya kalian akan melihat-Nya kelak pada hari kiamat tanpa merasa kesulitan sebagaimana kalian melihat salah satu dari keduanya. Pada hari kiamat, sang penyeru akan mengumumkan, setiap umat mengikuti apa yang mereka sembah. Maka mereka yang menyembah selain Allah seperti berhala dan Tuhan-Tuhan yang lain akan berjatuhan ke neraka. Hingga yang tinggal hanyalah mereka yang menyembah Allah baik orang-orang yang saleh maupun orang yang jahat dan sejumlah orang dari ahlu kitab. [riwayat al-Bukhari]

 

Pernyataan Para Ulama :

1.      Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya :

وَهَذَا بِحَمْدِ اللَّهِ مُجْمَعٌ عَلَيْهِ بَيْنَ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِينَ وَسَلَفِ هَذِهِ الْأُمَّةِ، كَمَا هُوَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ بَيْنَ أَئِمَّةِ الْإِسْلَامِ.

“(Setelah beliau mengungkapkan dalil-dalil tentang bahwasannya orang-orang beriman akan melihat Allah di Akhirat, kemudian beliau mengungkapkan) Dan (masalah) ini dengan segala puji bagi Allah, telah disepakati oleh para shahabat, tabi’in, dan pendahulu dari ummat ini, sebagaimana juga disepakati oleh imam-imam dalam agama Islam.”

2.      Pernyataan Imam asy-Syafi’i:

أخبرنا أبو زكريا بن أبي إسحاق، قال: حدثنا الزبير بن عبد الواحد الأَسَدَابَاذِي، قال: حدثنا عبد الله بن محمد بن جعفر، قال: حدثنا محمد بن عقيل الفِرْيَابِي، قال: حدثنا المزني، قال: سمعت ابن هرم القرشي، يقول: سمعت الشافعي يقول في قول الله عز وجل: {كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ} قال: هذا دليل على أن أولياءه يرونه يوم القيامة

Ibnu Haram al-Qurasyi berkata: aku mendengar al-Syafi’i berkata tentang firman Allah “Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari Tuhan mereka” ia berkata: ini menunjukkan bahwa wali-wali-Nya dapat melihat-Nya pada Hari Kiamat.

ولو لم يوقن محمد بن إدريس أنه يرى الله لما عبد الله عز وجل

“Seandainya Muhammad bin Idris (asy-Syafi’i) tidak yakin bahwa ia akan melihat Allah, maka untuk apa ia beribadah kepada Allah.?”

3.      Abu Hanifah dalam Fiqh al-Akbar

وَالله تَعَالَى يرى فِي الْآخِرَة وَيَرَاهُ الْمُؤْمِنُونَ وهم فِي الْجنَّة بأعين رؤوسهم بِلَا تَشْبِيه وَلَا كَيْفيَّة وَلَا يكون بَينه وَبَين خلقه مَسَافَة

“Dan Allah Ta’ala dapat dilihat di akhirat, dan orang-orang yang beriman melihat Allah di surga dengan mata kepala mereka, tanpa tasybih dan kaif, dan antara Allah dengan makhuk-Nya tidak ada jarak.”

4.      Abu al-Hasan al-Asy’ari dalam kitabnya al-Ibaanah ‘an Ushuul al-Diyaanah:

ولما قرن الله عز وجل النظر بذكر الوجه؛ أراد نظر العينين اللتين في الوجه

“(beliau mengomentari tentang surah al-Qiyaamah : 22 – 23) Ketika Allah mengaitkan antara penglihatan dengan menyebutkan wajah; maka yang dimaksud adalah pandangan kedua mata yang ada di wajah”

 

 

Abu Ahmad Ayatullah - Curup

Share

Related Posts

Post a Comment

Confirmation of Closure

Are you sure you want to close this video playback?